APBN 2026 Dipatok Rp3.842 Triliun, Defisit Melebar Rp689 T, Pengamat Bongkar 'Paradoks Fiskal'
Ketua DPR Puan Maharani saat pengesahan UU APBN 2026.-ist-
JAKARTA, DISWAY.ID– Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) akhirnya resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 dalam rapat paripurna, Rabu (24/9/2025).
Dalam keputusan akhir, belanja negara dipatok sebesar Rp3.842,7 triliun, naik dari usulan awal pemerintah yang hanya Rp3.786,4 triliun.
Sementara itu, pendapatan negara juga ikut terkerek menjadi Rp3.153,9 triliun dari semula Rp3.147,6 triliun. Dengan begitu, APBN 2026 dirancang dengan defisit sebesar Rp689,1 triliun.
BACA JUGA:APBN 2026 Rp3.842,7 Triliun Resmi Disahkan, Berikut Rincian Posturnya
Ekonom INDEF, M. Rizal Taufikurahman, menilai bahwa defisit APBN 2026 masih dalam batas aman, yakni 2,68–3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, ia mengingatkan bahwa masalah utama bukan sekadar angka defisit, melainkan kualitas belanja negara.
“Risiko utamanya bukan pada rasio defisit, melainkan pada kualitas belanja. Kalau belanja habis untuk rutin, janji kampanye bisa tersendat,” ujarnya.
Menurut Rizal, beberapa program prioritas Presiden Prabowo Subianto seperti makan bergizi gratis (MBG), koperasi merah putih (KMP), dan hilirisasi industri berpotensi tidak berjalan optimal karena struktur belanja yang kaku.
“APBN 2026 lebih terlihat sebagai survival budget ketimbang mesin akselerasi transformasi ekonomi,” tegasnya.
Rizal menyebut kondisi ini sebagai paradoks fiskal pemerintahan baru. Pemerintah harus menjaga disiplin defisit, tapi di sisi lain dikejar janji kampanye agar cepat direalisasikan.
BACA JUGA:Pramono Ngaku Bukan Tipe Pemimpin yang Nyemplung Kali: Saya Bagian Mikir Sajalah!
Ia menyarankan strategi kombinasi seperti ekstensifikasi penerimaan, efisiensi belanja, diversifikasi pembiayaan, hingga tata kelola yang disiplin.
“Setiap rupiah harus punya output ekonomi maksimal,” katanya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meminta publik tak perlu panik dengan naiknya defisit APBN 2026.
“Enggak usah takut. Kita tetap hati-hati. Defisit 2–3 persen masih aman, bahkan dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi lebih cepat,” jelas Purbaya di Gedung DPR, Senayan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
