Menkeu Purbaya Enggan Bayar Utang Whoosh dengan APBN, Pengamat Transportasi : Sangat Setuju
Djoko menjelaskan bahwa pembangunan insfrastruktur transportasi di luar pulau jawa sangat miskin. Padahal, sumber daya alam Indonesia banyak tersebar di luar Pulau Jawa. -Disway/Ayu Novita-
BACA JUGA:Bintang Arsenal Diminta Pulang Presiden Klub Palmeiras, Real Madrid Incar Wonderkid The Gunners
BACA JUGA:Dituding Susu MBG Hanya Mengandung 30 Persen, Begini Tanggapan BGN
"Bangunlah untuk luar jawa karena sumber daya alam kita banyak yang di luar jawa. Daerah-daerah pertambangan itu masih miskin kegiatan pembangunan yang minim sekali insfasrtruktur yang minim itu harus diperhatikan jangan semuanya dibangun di Pulau Jawa," pungkasnya.
Sebelumnya, Menkeu Purbawa menilai tanggung jawab pembayaram utang KCIC seharusnya dikelola oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia yang menaungi proyek tersebut.
"Utang KCIC dibiayai APBN, saya belum dihubungi untuk masalah itu, nanti begitu ada saya di jumpa pers mingguan saya kasih tahu updatenya seperti apa," ujar Menkeu Purbaya pada Jumat, 10 Oktober 2025.
BACA JUGA:Prabowo Reset Besar-besaran di Sektor Tambang dan Energi: Makelar Dibereskan, Smelter Digenjot
BACA JUGA:Bung Kus Benar-benar Kecewa Timnas Takluk dari Irak: Kurangnya Ketajaman dan Kehilangan Fokus!
Hal ini juga turut dikomentari Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mencari solusi untung menggantikan pembayaan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whosh agar tidak menggunakan APBN.
"Beberapa waktu yang lalu juga sudah dibicarakan untuk diminta mencari skema ya, skema supaya beban keuangan itu bisa dicarikan jalan keluar," kata Pras di Kertanegara, pada Minggu, 12 Oktober 2025.
Ia menilai adanya Whoosh membawa dampak positif bagi mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi kawasan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
