bannerdiswayaward

BPOM Ungkap Vaksin TBC Inhalasi Asal China Gunakan Adenovirus, Terbaru di Dunia Medis

BPOM Ungkap Vaksin TBC Inhalasi Asal China Gunakan Adenovirus, Terbaru di Dunia Medis

Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, mengungkapkan Vaksin TBC Inhalasi menggunakan Adenovirus yang merupakan inovasi terbaru dalam dunia medis-Disway.id/Hasyim Ashari-

JAKARTA, DISWAY.ID - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memberikan persetujuan Uji Klinis Fase I untuk vaksin Tuberculosis (TBC) berbasis inhalasi yang dikembangkan oleh CanSino Biologics (China) dan PT Etana Biotechnologies Indonesia.

Vaksin bernama AdTB105K ini menarik perhatian dunia medis karena menggunakan platform teknologi mutakhir, yaitu Adenovirus viral vector Tipe 5 (Ad5), yang menandai terobosan global.

BACA JUGA:Purbaya Kejar 200 Penunggak Pajak Rp 50 Triliun

BACA JUGA:Restorasi Mangrove Indonesia Tuai Pujian Korea, Siap Bangun Kolaborasi Global

"Vaksin itu ditentukan oleh antigen sementara cover yang lebih spesifiknya disikui dengan spesifik. Dari mana antigennya dibuat? Ya tentu dari antigen-antigen yang berasal dari tuberculosis. Tapi ini dia menggunakan adenovirus, itu hal yang baru juga," ujar Taruna Ikrar Kepala BPOM, Jumat 14 November 2025.

​Di dalam tubuh, vektor adenovirus ini akan menginstruksikan sel inang untuk memproduksi protein fusi 105K dari bakteri TBC.

Protein ini mengandung tiga antigen penting (Mtb32A, Mtb39A, dan Ag85A) yang bertugas melatih sistem kekebalan tubuh agar mampu mengenali dan melawan infeksi TBC, baik infeksi baru maupun reaktivasi TBC laten.

Metode Inhalasi Mengaktifkan Imunitas Saluran Napas

​Inovasi teknologi ini diperkuat dengan metode pemberiannya melalui inhalasi (dihirup). Para ahli berpendapat bahwa rute inhalasi memiliki keunggulan dibandingkan suntikan:

• ​Imunitas Mukosa Optimal: Pemberian langsung ke saluran pernapasan (tempat utama infeksi TBC) dapat menginduksi imunitas mukosa dan imunitas sistemik secara lebih optimal.

BACA JUGA:Wamenkum Eddy Hiariej Sebut KUHP Baru Geser Paradigma Pemidanaan dari Retributif ke Reintegrasi Sosial

• Perlindungan Lebih Kuat: Imunitas yang terlatih di mukosa saluran napas diharapkan dapat memberikan garis pertahanan pertama yang lebih kuat terhadap patogen TBC.

• ​Meminimalisir Fobia Jarum: Metode yang ramah dan tanpa jarum suntik akan mempermudah pelaksanaan program vaksinasi masal.

Pelaksanaan Uji Klinik Fase I di Indonesia, yang ditargetkan selesai pada Juli 2026, merupakan tonggak penting. Jika sukses, inovasi ini akan membawa Indonesia selangkah lebih dekat menuju kemandirian riset vaksin dan memberikan kontribusi nyata dalam upaya global untuk mengeliminasi TBC.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads