Formula E Tanpa Sponsor BUMN, Arief Poyuono: Harusnya Oke Oce Jadi Sponsor itu Baru Sip!
Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono dengan ayam jago kesayangannya. -Twitter/@@bumnbersatu-Disway.id
JAKARTA, DISWAY.ID – Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono menilai langkah Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) tak mau jadi sponsor balapan e-Prix 2022 atau Formula E di JIE Circuit, Ancol, Jakarta sudah tepat.
BUMN sebagai penopang sumber pendapatan negara sudah mampu memilah gelaran apa yang menguntungkan bagi promosi buat BUMN dan event apa yang dirasa tidak menimbulka masalah di kemudian hari.
“Ya sudah tepat. BUMN tidak jd sponsor Formula E sudah tepat banget loh. Lebih baik dana sponsor BUMN untuk masyarakat yang tidak mampu. Lebih baik BUMN, sponsori acara-acara pameran produk-produk UMKM yang jauh lebih bermanfaat, Iya engak,” kata Arief Poyuono kepada Disway.id, Minggu 5 Juni 2022.
BACA JUGA:Menebak Makna 'Ojo Kesusu' Ucapan Jokowi, Kader Gerindra: Itu Sindiran Buat Ganjar
Arah formula E, sambung Arief, muaranya untuk pencitraan menjelang Pilpres 2024. Ini terasa sekali, manuvernya ditarik ke arah politis. Jika muncul poin positif, juga tidak ada manfaatnya bagi BUMN sendiri.
“Apalagi kalau BUMN untuk sponsor orang yang lagi mau nyalon presiden, jauh lebih tidak tepat. Seharusnya Oke Oce bisa jadi sponsor utama lho. Hadiahnya minimal rumah DP 0 persen, itu baru sip. Masa merengek-rengek ke BUMN, ah gimana sih,” timpal pria yang gemar makan di warteg ini.
Sejak awal, sambung Arief Poyuno, mengkritisi gelaran formula E yang dinilai lebih banyak menghamburkan uang.
“Apa manfaatnya ngadain balap balapan formula E untuk masyarakat. Nah sekarang Jakpro dan Ancol katanya rugi nih Rp 1,09 triliun. Kok mau rugi ya. Nah ini bentuk kerugian bisnis apa kerugian di korup, ini perlu di selidiki KPK, Kejaksaan dan Polri lho,” timpalnya.
Ditambahkan Arief, jika e-Prix 2022 (Formula E) dianggap sukses dan sebagai prestasi tentu saja kata prestasi itu akan terucap dari pihak-pihak penyelenggara.
“Ya, kalau cuma bilang sukses apa susahnya. Tapi sebanding tidak dengan risikonya. Masa sukses kok merengek-rengek ke BUMN, itu lho yang bikin miris. Apalagi sampai borong tiket sampai miliaran waduh. Ya itu haknya ya, tapi apa iya itu dibilang sukses dan berprestasi?” tandas Arief.
Negara mana pun di kawasan Asia Tenggara ini, bisa melakukan gelaran Formula E. “Lah ngak susah kok, sekarang tinggal ajukan proposal ke penyelenggara formula E, siap venue, siap uangnya, jalan. Kalau sekadar menghambur-hamburkan uang siapa yang ga bisa mas?” tandasnya.
Alih-alih gelaran Formula E ini sebagai konsep mempercepat migrasi kendaraan berbahan bakar minyak ke bermotor listrik yang lebih ramah lingkungan, bagi Arief sesuatu yang tidak memiliki pengaruh besar.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: