Presiden Jokowi Sampaikan Duka Cita Atas Wafatnya Mustasyar PBNU KH Dimyati Rois

Presiden Jokowi Sampaikan Duka Cita Atas Wafatnya Mustasyar PBNU KH Dimyati Rois

Sebagai salah satu upaya bangkitkan ekonomi dalam negeri, Presiden Jokowi larang instansi pemerintahan gunakan produk impor.-BPMI Setpres-

Ternyata Gus Miftah menggali liang lahat yang mana untuk menjadi peristirahatan terakhir dari almarhum KH Dimyati Rois.

Gus Miftah menggali liang lahat itu menggunakan pacul bersama anak Abah Dim, yakni Alamudin Dimyati Rois pada malam hari.

BACA JUGA:Perasaan Kekasih Eril Kini: Terimakasih Sudah Membuat Aku Bahagia Selama Ini

"Tabarukan menggali liang lahat untuk almaghfurlah Abah KH. Dimyati Rois," tulis Gus Miftah di video TikTok-nya sambil menambahkan emoticon menangis.

Gus Miftah menganggap, ulama yang meninggal dunia sama saja berarti kematian untuk alam.

Sebelumnya Gus Miftah mengaku sudah punya janji untuk bertemu KH Dimyati Rois, tetapi ternyata takdir berkehendak lain.

"Mautul ‘alim mautul ‘alam” yang artinya kematian ulama adalah kematian alam”," tulisnya di kolom caption postingan Instagram.

Janjian sama gus @alamudin.dr hari ini saya sowan abah Dimyati, tapi taqdir berkata lain….Abah lebih dahulu sowan kepada Allah. Sugeng tindak abah yai……. Alfatihah." tutupnya.

BACA JUGA:Banser Geruduk DPRD Gresik Imbas Pria Nikahi Kambing Betina Bernama Sri Rahayu

Sebelumnya kabar duka meninggalnya ulama karismatik asal Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah tersebut disampaikan Pengasuh Pesantren Ora Aji Sleman Yogyakarta, Gus Miftah, Jumat 10 Juni 2022.

"Wafat pukul 01.15 WIB," ujar Gus Miftah yang langsung bergegas ke Kendal untuk 'tabarukan' ikut menggali liang lahat kyai.

Almarhum yang juga ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, Jawa Tengah.

KH Dimyati Rois atau yang akrab disapa Mbah Dim merupakan kyai sepuh Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadilah, Kutoharjo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.

Mbah Dim Kaliwungu lahir pada 5 juni 1945 di Tegal Glagah Bulakamba, Brebes, Jawa Tengah.

Putra kelima dari 10 bersaudara pasangan KH Rois dan Nyai Djusminah ini belajar di Pondok Pesantren Lirboyo dan selanjutnya menjadi santri KH Ahmad Ru'yat di Pondok Pesantren APIK, Kauman, Kaliwungu, Kendal.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Gus Miftah (@gusmiftah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: