Sufisme Islam dan Hadits-Hadits Nabi

Sufisme Islam dan Hadits-Hadits Nabi

KH Imam Jazuli Lc--

Sementara al-Hallaj di atas tiang gantungan, ketika seseorang bertanya apa arti tasawuf, menjawab: "(hakikat tasawuf) adalah apa yang engkau lihat sekarang ini." Ucapan sudah sangat populer di kalangan para pengkaji sufisme, khususnya pemikiran al-Hallaj. Saat itu, Al-Hallaj mengamalkan apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw: “seorang mukmin yang bergaul dengan seluruh manusia dan sabar atas derita yang mereka timpakan padanya adalah jauh lebih baik dari orang mukmin yang tidak mau bergaul dan tidak sabar menerima penderitaan,” (HR. Ibnu Maja, No. 4032; Ahmad, No. 5022).

Ketika Rasulullah SAW menyuruh tawadhu’, tidak merasa sombong dan lebih benar dibanding orang lain, dan meminta umat muslim bergaul dengan semua orang dan sabar jika mendapat penderitaan, maka mustahil seorang Sufi seperti al-Hallaj akan kecewa kepada fitnahan Muhammad bin Dawud az-Zhahiri. Ini pula pelajaran yang bisa diambil oleh kita sebagai umat muslim di akhir zaman. Betapa banyak para fuqaha’ sekarang mudah membid’ahkan, mengkufurkan, dan menghamiki sesuai perspektifnya sendiri, tanpa mau melihat perspektif orang lain.

Dengan demikian, Kaum Sufi melalui ajaran keislaman sufistik mereka mengajarkan bagaimana cara beragama yang harmonis, pluralis, inklusif, serta tetap memegang teguh identitas sebagai seorang muslim, yaitu berpegang teguh pada al-Quran dan Hadits. Sementara metodologi keislaman yang mereka ajarkan tiada lain selain: membaca al-Quran secara dawam (terus-menerus dan istiqomah), menghayati makna-makna al-Quran Hadits secara mendalam-holistik, dan mengamalkannya sepanjang hidup. Karenanya, ajaran Sufi banyak lahir dari renungan (sublimasi) atas pengalaman hidup mereka. (*)

*) Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: