Awas, BPA Lebih Berbahaya dari Etilen Glikol di Air Minum Dalam Kemasan?
Ilustrasi galon air minum. -ist-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Kekhawatiran masyarakat terhadap kandungan senyawa Etilen Glikol (EG) dalam obat sirup ternyata juga dikaitkan pada produk lain.
Belakangan kemasan air mineral berbahan Polietilena tereftalat (PET) atau polimer termoplastik serbaguna turut mengemuka dikait-kaitkan dengan kekhawatiran masyarakat tersebut, khususnya yang digunakan pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Ternyata, produk air mineral dalam kemasan (AMDK) berbahan PC polycarbonate (PC) yang dipakai galon guna isi ulang jauh lebih berbahaya lantaran mengandung Bisphenol A (BPA).
Diketahui, Etilen Glikol (EG) menjadi sorotan publik setelah senyawa ini ditemukan dalam obat sirup yang diduga menjadi penyebab terjadinya gangguan ginjal akut pada anak-anak di Gambia.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah temuan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau dikenal dengan istilah gagal ginjal misterius di Indonesia mencapai 206 orang per Selasa 18 Oktober 2022.
Lalu ada pihak-pihak yang mencoba mengaitkannya kandungan senyawa Etilon Glikol (EG) yang ada pada obat sirup dengan campuran untuk bahan baku pembuat kemasan air mineral berbahan Polietilen Tereftalat (PET).
Padahal, penggunaan EG dalam kemasan PET berbeda dengan kandungan EG dalam sirup obat yang diterangai menjadi penyebab gangguan ginjal akut pada anak.
Ahli Teknologi Polimer dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Mochamad Chalid mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kandungan etilen glikol (EG) pada kemasan pangan berbahan PET, karena memiliki kadar rendah dan proses yang aman.
BACA JUGA:Kapolri Larang Tilang Manual, Korlantas Maksimalkan ETLE di Seluruh Polda
"Sejumlah fakta menunjukkan bahwa kandungan BPA pada kemasan AMDK galon guna ulang memiliki potensi paparan yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa etilen glikol pada kemasan PET," ujar Mochamad Chalid dalam keterangannya, Selasa 25 Oktober 2022.
Menurut Chalid, pertama yakni terkait dengan mekanisme penggunaan ulang kemasan Polikarbonat akan membuat kandungan BPA akan lebih mudah luruh dan bermigrasi dari kemasan ke makanan dan minuman.
Galon guna ulang yang terkena panas dalam pengiriman dan dicuci, dibersihkan untuk dipakai lagi akan mempercepat peluruhan BPA.
"Sedangkan kemasan PET karena sekali pakai dan selalu baru, tidak melalui mekanisme seperti galon guna ulang," terangnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: