Larangan Beli Beras 10 Kg Lebih per Konsumen, Mendag Zulhas Ungkap Alasannya: Tidak Diborong Kemudian Dioplos
Distribusi beras SPHP ke pasar-pasar di Kota Surabaya -Humas Pemkot Surabaya -
JAKARTA, DISWAY.ID-- Sejumlah pengusaha ritel telah melarang konsumen membeli beras jenis premium melebihi 10 Kg per hari.
Larangan demikian dilakukan sesuai dengan arahan yang diterima asosiasi pedagang ritel beras saat bertemu dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog beberapa waktu lalu.
Pembatasan pembelian beras tersebut untuk pemerataan di tengah kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi.
BACA JUGA:Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Aman Sampai Akhir 2023, Tapi Harga Beras Ada yang Naik!
BACA JUGA:Tinjau Gudang Bulog, Jokowi Ungkap Stok Beras Ada 2 Juta Ton
Adanya larangan beli beras 10 kg per hari per konsumen yang diterapkan sejumlah toko ritel itu, Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) turut angkat bicara.
Zulhas, sapaan karib Zulkifli Hasan, mengungkapkan ada alasan tersendiri para pengusaha ritel memberlakukan pembatasan.
Larangan konsumen beli beras premium 10 Kg per hari dilakukan untuk mencegah modus oknum menoplos beras.
Ditengarai masih ada beberapa oknum yang mengoplos beras kemudian dijual kembali di tengah kondisi seperti ini.
"Jadi, setiap orang boleh beli beras dua kantong (5 kg) atau 10 kg, itu maksudnya mencegah agar tidak diborong kemudian dioplos. Ada orang sekarang dia namanya usaha, walaupun ada Satgas, ada juga yang bandel," kata Zulhas saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.
Hal ini juga untuk mencegah kerugian. Terlebih beras tersebut memiliki kualitas baik dengan harga yang terjangkau. Upaya ini juga dilakukan untuk memastikan stok beras yang dikelola pemerintah aman.
BACA JUGA:Teten Masduki Geram, Ternyata Barang-barang yang Dijual di TikTok Shop Diimpor Secara Ilegal
BACA JUGA:Klasemen Sementara Perolehan Medali Asian Games 2023, Malaysia Pepet Indonesia di Jumat Pagi
"Karena ini berasnya bagus sekali, wangi. Walaupun harganya Rp 10.500, tetapi berasnya itu bagus sekali nggak kalah dari beras premium. Jadi, disinyalir ada yang membeli banyak, kemudian dioplos, dijual lagi kan kasian merugikan yang lainnya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: