Ingat! Jangan Asal Minum Antibiotik, Praktisi Ungkap Bahayanya

Ingat! Jangan Asal Minum Antibiotik, Praktisi Ungkap Bahayanya

Ilustrasi obat.-Unsplash-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Meminum antibiotik tidak boleh asal dan harus menggunakan resep dokter, karena dapat memberikan dampak risiko bagi kesehatan.

Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan mencatat, sebanyak 22,1% masyarakat Indonesia menggunakan antibiotik oral dalam satu tahun terakhir.

Kemudian, 41% di antaranya mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter.

BACA JUGA:Berjemur di Bawah Paparan Sinar UV Tinggi Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Kulit dan Penuaan Dini, Benarkah?

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian antibiotik tanpa resep dokter masih banyak terjadi di Indonesia.

Diketahui, lebih dari 60 persen masyarakat mendapatkan antibiotik tanpa resep di apotek atau toko obat berizin, selebihnya dari berbagai sumber, termasuk online.

Praktisi sekaligus dosen FKIK Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Dr. apt. Lusy Noviani, MM mengingatkan bahwa penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius, salah satunya resistensi antibiotik.

"Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai, seperti tidak menghabiskan dosis atau menggunakan tanpa resep dokter, dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten," ungkap Lusy kepada Disway, 29 Juli 2024.

Akibatnya, bakteri akan sulit diobati dan memerlukan antibiotik yang lebih kuat dengan kemungkinan efek samping lebih serius.

"Resistensi antibiotik merupakan ancaman besar bagi kesehatan global karena menyebabkan infeksi yang sebelumnya mudah diobati menjadi sangat berbahaya," tandasnya.

BACA JUGA:Pekan Menyusui Dunia 1-7 Agustus 2024, AIMI Angkat Tema Memperkecil Kesenjangan

Menurut analisis SKI 2023 Kemenkes, resistensi antibiotik ini diperkirakan bertanggung jawab langsung terhadap 1,27 juta kematian global pada 2019 dan berkontribusi terhadap 4,95 juta kematian.

Di Indonesia sendiri, Kemenkes mengungkap, diperkirakan 133.800 kematian pada 2019 yang diasosiasikan dengan AMR (antimicrobial resistance).

Sehingga, Indonesia menempati urutan ke-79 dari 204 negara dengan angka kematian tertinggi (terstandar usia) terkait AMR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: