Sistem Ekosistem Kuat, Kemenperin Ungkap Kontribusi Besar Industri Tembakau ke Perekonomian Nasional

Sistem Ekosistem Kuat, Kemenperin Ungkap Kontribusi Besar Industri Tembakau ke Perekonomian Nasional

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Sejak zaman kolonial Belanda ratusan tahun yang lalu, ekosistem pertembakauan di sudah memiliki tempat tersendiri dalam sektor industri di Indonesia.

Bahkan menurut Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, hingga saat ini juga tidak sedikit masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari sektor industri hasil tembakau (IHT). 

“Mulai dari petani tembakau, perajang tembakau, petani cengkeh, buruh pabrik rokok, pedagang asongan, ritel, distributor hingga eksportir telah menjadi bagian dari rantai ekosistem pertembakauan tersebut. Dengan terbentuknya ekosistem yang kuat, struktur IHT di Indonesia juga sudah terintegrasi,” jelas Putu kepada Disway di Jakarta, pada Selasa 3 Juni 2025.

BACA JUGA:Istana Tegaskan Wakil Menteri yang Rangkap Jabatan Tak Langgar Hukum

BACA JUGA:Istana Klaim Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun, Bandingkan Perbedaan Data IMF dan BPS

Melanjutkan, Putu menambahkan bahwa salah satu faktor mengapa sektor industri IHT memiliki fondasi yang solid di Indonesia adalah karena sektor IHT sudah mempunyai industri pengeringan tembakau, industri kertas rokok, industri filter rokok, industri bumbu/perisa rokok, industri sigaret kretek tangan, industri kretek mesin, industri rokok putih, serta industri cerutu.

Tidak hanya itu, sektor industri IHT dalam negeri juga sudah memiliki laboratorium skala internasional hingga industri jasa pengemasan dan percetakan yang mendukung IHT.

Di sisi lain, sektor industri IHT juga turut menjadi salah satu penyumbang terbesar perekonomian nasional.

Hal ini terbukti dari kontribusi cukai hasil tembakau yang mencapai Rp 216 triliun pada tahun 2024, yang sekaligus menjadi salah satu penyumbang penerimaan negara terbesar dari sektor industri.

“Selain itu, sektor IHT menyerap tenaga kerja sebanyak 6 juta orang dari hulu hingga hilir, mulai dari petani tembakau dan cengkeh, buruh pabrik, distributor, hingga pedagang dan eksportir,” jelas Putu.

BACA JUGA:Menkes Minta Masyarakat Indoesia Tak Khawatir Soal Kenaikan Covid-19: Variannya Tak Mematikan

BACA JUGA:Soal Reshuffle, Istana Sebut Prabowo Punya Penilaian Terhadap Anggota Kabinetnya

Di sektor perdagangan internasional sendiri, ekspor produk hasil tembakau Indonesia pada tahun 2024 terbilang gemilang dengan nilai mencapai USD1,7 miliar atau meningkat 21,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Indonesia pun kini menempati posisi keenam sebagai negara eksportir produk hasil tembakau terbesar di dunia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads