Aktivitas Gunung Anak Krakatau, PVMBG: Hujan Abu Lebat Berpotensi di Sekitar Kawah

Aktivitas Gunung Anak Krakatau, PVMBG: Hujan Abu Lebat Berpotensi di Sekitar Kawah

status Gunung Anak Krakatau yang terus meningkat dari level II atau waspada ke level III atau siaga. --RadarBanten

SERANG, DISWAY.ID--Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI melaporkan, aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) kembali mengalami peningkatan. Hembusan erupsi mencapai 1.000 meter dari kawah, Kamis 24 Maret 2022.

Penyelidik Bumi pada PVMBG Nia Haerani mengatakan, paska rangkaian erupsi Februari 2022, pada tanggal 23 Maret 2022 pukul 20.33 WIB teramati peningkatan aktivitas GAK berupa membesarnya amplitudo maksimum getaran tremor. Yakni, dari 0,5-15 milimeter menjadi 10-30 milimeter.

Pada 24 Maret 2022 mulai pukul 08.54 WIB, amplitudo maksimum mengecil. Akan tetapi, meningkat kembali sejak pukul 08.55 WIB hingga overscale 45 milimeter.

Ia mengatakan, dari pantauan kamera CCTV di Pulau Sertung, teramati hembusan asap putih sedang hingga tebal dengan tinggi 500 meter di atas puncak atau 657 meter di atas permukaan laut condong ke arah tenggara.

Pada pukul 11.10 WIB, terjadi erupsi dengan tinggi kolom 1.000 meter di atas puncak atau 1.157 meter di atas permukaan laut, berwarna putih-kelabu tebal dan mengarah ke selatan.

“Hingga saat ini erupsi menerus masih berlangsung dengan tinggi kolom erupsi 500 sampai 1.000 meter dari puncak. Amplitudo getaran tremor masih berfluktuasi dengan kecenderungan mengecil,” katanya, Kamis 24 Maret 2022.

Ia menjelaskan, kegempaan GAK selama 1 sampai 24 Maret 2022 ditandai dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan yang berasosiasi dengan pergerakan fluida, yakni magma dan gas.

“Kenaikan energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) yang menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan relatif meningkat sejak membesarnya amplitudo maksimum tremor menerus pada tanggal 23 Maret 2022,” ungkapnya.

Kata Nia, data pemantauan secara visual dan instrumental mengindikasikan bahwa GAK masih berpotensi erupsi.

Potensi bahaya dari aktivitas GAK saat ini dapat berupa lontaran lava pijar, material piroklastik, maupun aliran lava.

“Hujan abu lebat secara umum berpotensi di sekitar kawah di dalam radius dua kilometer dari kawah aktif. Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat menjangkau area yang lebih luas bergantung pada arah dan kecepatan angin,” ujarnya.

Dikatakan Nia, saat ini tingkat aktivitas GAK masih ditetapkan pada level II atau waspada. Masyarakat direkomendasikan tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius dua kilometer dari kawah aktif GAK.

Ia mengimbau masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui PVMBG, serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas GAK.

“Masyarakat harap mengikuti arahan dari instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, Pemda, dan instansi terkait lainnya,” pungkasnya.(RadarBanten)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: