Ibnu Arabi, Pengajar Cinta Kasih di Tengah Konflik

Ibnu Arabi, Pengajar Cinta Kasih di Tengah Konflik

KH Imam Jazuli Lc--

Berbeda dengan tokoh yang mendukungnya. Misalnya, Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan: Ibnu Arabi adalah salah satu Waliyullah yang Arifbillah, Ulama al-'Amilin. Semua orang sepakat, Ibnu Arabi adalah ulama paling alim di zamannya, dalam berbagai disiplin ilmu dialah pionernya bukan pengikut. Dia paling kukuh bersandar pada Sunnah Nabi (Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Haditsah, Lebanon, 2009: 215).

Hemat penulis, pemikiran tokoh agung sekaliber Ibnu Arabi sangatlah dibutuhkan, terutama berdasarkan konteks sosial-politik yang berkembang di zamannya. Umat muslim butuh pemikiran segar keislaman yang mengajarkan perdamaian dan cinta kasih. Perang Salib menandai konflik agama yang memakan korban nyawa manusia yang tak terbilang. Jika teologi agama manapun lebih mengedepankan konflik dan kebencian dari pada cinta dan perdamaian, maka kehidupan manusia di muka bumi akan jadi korbannya. (*)

*) Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: