Penelitian Terbaru: Hidup Pria Bisa Lebih Lama Jika Bahagia Dalam Pernikahan
Pernikahan yang Bahagia Bisa Buat Umur Pria Lebih Lama---Pixabay
JAKARTA, DISWAY.ID - Sebuah penelitian terbaru dari American College of Cardiology menemukan bahwa pernikahan yang bahagia dapat membuat hidup pria lebih lama dan lebih sehat.
Para peneliti di University of Colorado menemukan bahwa pria yang tidak pernah menikah dua kali lebih mungkin meninggal akibat gagal jantung dalam waktu lima tahun setelah diagnosis dibandingkan dengan pria atau wanita menikah dengan status perkawinan apa pun.
Para ahli menggunakan data dari Multi-Ethnic Study of Atherosclerosis, sebuah penelitian terhadap 6.800 orang dewasa Amerika berusia antara 45 dan 84 tahun.
Para peneliti membandingkan status perkawinan dan tingkat kelangsungan hidup sejak diagnosis gagal jantung dari 94 peserta dengan gagal jantung pada Tahun ke-10 penelitian.
DIlansir dari laman New York Post, mereka juga menyesuaikan faktor risiko lain yang diketahui, seperti usia dan status suasana hati.
Bujangan seumur hidup sekitar 2,2 kali lebih mungkin untuk meninggal daripada pria yang menikah tetapi pria yang menjanda, bercerai atau berpisah tidak memiliki peningkatan risiko dibandingkan dengan pria yang menikah.
Sedangkan untuk wanita, status perkawinan tidak signifikan dalam prediksi angka kematian.
Penalaran di balik korelasi antara status perkawinan pria dan kemungkinan meninggal karena gagal jantung memerlukan studi lebih lanjut, kata peneliti, tetapi faktor yang mungkin dapat mencakup interaksi sosial atau isolasi, akses ke seseorang yang dapat memantau kesehatan atau perbedaan perilaku kesehatan seperti diet, olahraga. atau asupan alkohol.
“Ada hubungan antara status hubungan seseorang dan prognosis klinisnya [dengan gagal jantung], dan penting untuk mencari tahu mengapa demikian,” kata Katarina Leyba, MD, dokter residen di University of Colorado dan penulis utama studi tersebut. dikatakan.
“Karena populasi kita semakin tua dan hidup lebih lama, sangat penting untuk menentukan cara terbaik mendukung populasi melalui proses penuaan, dan itu mungkin tidak semudah meminum pil. Kita perlu mengambil pendekatan yang dipersonalisasi dan holistik untuk mendukung pasien, terutama dengan proses penyakit kronis seperti gagal jantung.”
Gagal jantung terjadi ketika jantung gagal menghasilkan cukup darah dan oksigen ke organ lain di dalam tubuh, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
BACA JUGA:Penelitian di Inggris Ungkap Data: Hampir Separuh Pria Lajang Punya Kebiasaan Sprei 'Kotor'
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: