Tahun Depan Vaksin Covid-19 Bayar Ratusan Ribu, Kemenkes: Mumpung Gratis Sampai Akhir 2023

Tahun Depan Vaksin Covid-19 Bayar Ratusan Ribu, Kemenkes: Mumpung Gratis Sampai Akhir 2023

Tahun Depan Vaksin Covid-19 Bayar Ratusan Ribu, Kemenkes: Mumpung Gratis Sampai Akhir 2023-Ilustrasi Admin-

Budi mengharapkan kepada masyarakat agar melakukan vaksinasi yang masih gratis, dan memanfaatkan siswa waktu yang ada untuk segera mendapatkan vaksinasi sampai 31 Desember 2023.

“ Mumpung vaksin masih gratis, dan ini untuk mengurangi keparahan dan fatalitas,” katanya.

Kasus Covid-19 kembali melonjak dibeberapa negara termasuk Indonesia dengan subvarian baru yang disebut Eris EG.5.

BACA JUGA:6 Buah Ini Ampuh Hempas Lemak Perut, Bye-bye Perut Buncit!

BACA JUGA:Kulit Sayur Sebaiknya Dikupas Dulu atau Tidak Juga Boleh? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Covid-19 subvarian baru yang disebut Eris EG.5 ini sebenarnya diidentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Februari lalu.

Namun organisasi tersebut mengatakan virus ini memiliki risiko rendah terhadap kesehatan masyarakat, dan tidak ada bukti bahwa virus tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar saat ini.

Sejak pertama kali muncul, Covid-19 telah bermutasi atau berubah bentuk dan semakin berbeda. 

Versi genetik baru yang terus bermunculan disebut varian salah satunya EG.5 adalah mutasi dari varian Covid-19 Omicron. 

Menurut WHO, penyakit ini pertama kali terlihat pada Februari 2023 dan kasusnya terus meningkat di negara Eropa.

BACA JUGA:Lautan Manusia Mengantarkan Almarhumah Istri Habib Rizieq ke Pemakaman

BACA JUGA:Waspada Lonjakan Covid-19, Pelayanan Vaksinasi Tetap Diberikan di Semua Puskesmas dan Faskes Lainnya

EG.5 dijuluki Eris di media sosial yang diambil  nama dewi dalam mitologi Yunani.

Nama panggilan tidak resmi ini mungkin merupakan kelanjutan dari konvensi WHO yang menggunakan huruf-huruf alfabet Yunani untuk menetapkan label yang sederhana dan mudah diucapkan untuk varian-varian utama.

Sistem penamaan WHO muncul setelah para ahli sepakat bahwa nama ilmiah sulit diingat dan rentan salah pelaporan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: