Kebangetan, Rektor Unika Dihubungi Oknum Polisi untuk Buat Video Apresiasi Pemerintahan Jokowi di Saat Kampus Lain Bersikap Kritis
Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindarto (kanan) mengaku dihubungi oknum polisi untuk buat video apresiasi kinerja Jokowi di Saat Kampus Lain Nyatakan Sikap kritis ke Pemerintah-Dok. UNIKA-
JAKARTA, DISWAY.ID - Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindarto mengaku dihubungi oknum kepolisian Jawa Tengah di tengah gelombang pernyataan sikap sejumlah Kampus.
Ferdinandus mengaku disuruh membuat video apresiasi kepada kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama kepimpinannya 9 tahun terakhir.
BACA JUGA:Rektor hingga Mahasiswa Ajak Jaga Kondusifitas Pemilu
BACA JUGA:Alhamdulillah! 5 Kampus Ini Berikan Beasiswa untuk Hafiz Alquran, Cek Syaratnya
Pesan dari oknum kepolisian itu ia beberkan dan mengaku bahwa pihak kepolisian itu dari Polres setempat untuk membuat video apresiasi kinerja Jokowi dan dikirim melalui WhatsApp.
"Chat pertama itu kan hari Jumat 2 Februari, saya berangkat ke Surabaya karena pertemuan kami dengan Perguruan Tinggi Katolik itu di Surabaya beliau mengatakan dari Polrestabes," kata Ferdinandus saat ditemui awak media di Unika Soegijapranata, Semarang, Selasa 6 Februari 2024.
Ferdinandus menegaskan dirinya menolak permintaan oknum polisi itu dengan berbagai alasan. Meski dianggap tak logis, oknum polisi itu tetap memaksanya untuk membuat video apresiasi kinerja Jokowi selama 9 tahun.
"Saya jawab 'mohon maaf Bapak kami memilih untuk tidak membuat itu' lalu Sabtunya setelah kami membuat pernyataan di Surabaya itu beliau WA lagi kan dengan memberi contoh video-video dari perguruan tinggi lain ada Unsoed, ada Undip, ada UIN, dan sebagainya, dan beberapa PTS di Semarang. Ya jawaban saya sama," jelasnya.
BACA JUGA:Susul UGM, Civitas UII Yogyakarta Nyatakan 'Indonesia Darurat Kenegarawanan' Jelang Pemilu 2024
Tak sampai di situ, pada pukul 11.00 WIB, Ferdinan mengaku masih dihubungi oleh oknum kepolisian tersebut. Orang itu memohon agar dirinya mau membuat pernyataan baik video atau tertulis.
"Lalu tawaran terakhir adalah tidak video tapi pernyataan lalu diberi contoh juga dari salah satu rektor di Semarang. Ya saya katakan tidak karena kami memilih sikap itu," tambahnya.
Ferdinandus mengatakan, video yang dimaksud adalah membuat pernyataan aprsiasia kinerja Jokowi selama 9 tahun terakhir, kemudian terkait pemilu 2024 untuk mencari penerus Jokowi.
"Kalau kontennya sih sudah disampaikan dan itu hampir sama mungkin teman-teman pernah lihat. Jadi nomor satu kan mengapresiasi prestasi Pak Jokowi selama sembilan tahun terakhir, yang kedua bahwa Pemilu 2024 itu kan intinya mencari penerus Pak Jokowi intinya itu hal yang sama seperti juga muncul di video-video tentang rektor itu," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: