Kecurangan Pemilu Lewat Kades Diungkap THN AMIN: Singgung Intimidasi dan Beri Imbalan

Kecurangan Pemilu Lewat Kades Diungkap THN AMIN: Singgung Intimidasi dan Beri Imbalan

Ketua Tim Hukum Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Ari Yusuf Amir: Kami menemukan sejumlah kecurangan dalam Pemilu 2024 yang salah satunya kecurangan Pemilu lewat Kades.-Disway.id/Anisha Aprilia-

JAKARTA, DISWAY.ID - Tim Hukum Nasional Anies-Muhaimin (THN AMIN) menemukan sejumlah kecurangan dalam Pemilu 2024 yang salah satunya kecurangan Pemilu lewat Kades.

Ketua THN AMIN, Ari Yusuf Amir mengatakan salah satu kecurangannya yaitu pengerahan sejumlah kepala desa untuk memenangkan paslon tertentu. 

"Paling banyak itu pengerahan kepala desa. Jadi melonjaknya suara ini betul-betul maksimal (akibat) kepala desa bergerak. Kepala desa bergerak dan kita sudah menemukan fakta-fakta dan saksi yang siap untuk bersaksi di persidangan," kata Ari, Rabu pada 21 Februari 2024.

BACA JUGA:Hasil Liga Champions 2023-2024: Penalti De Jong Membuat PSV Imbang 1-1 dengan Dortmund di Babak 16 Besar

BACA JUGA:Profil dan Riwayat Pendidikan AHY yang Bakal Dilantik Jadi Menteri Hari Ini, Lulusan Militer dengan 3 Gelar Master

"Jadi kades-kades ini tadinya ada yang ditekan, ada yang diberi imbalan kades-kades ini. Lalu mereka targetnya adalah pemenangan paslon tertentu. Dengan cara apa? Dia menggerakkan KPPS-nya. Ada intimidasi ke kepala desa. Mereka banyak di Jawa Tengah. Lalu, pencoblosan di 02, mereka juga banyak dapatkan (buktinya)," sambung dia.

Ari mengatakan saat ini pihaknya tengah mengumpulkan fakta-fakta tersebut untuk dibawa ke persidangan.

"Ini fakta-fakta yang ada di lapangan yang kami kumpulkan dan inilah yang akan kami sampaikan di persidangan," sambung dia.

BACA JUGA:Tiket KA H-4 Lebaran 2024 Sudah Dapat Dipesan Mulai Hari Ini

BACA JUGA:PDIP Keluarkan Surat Pernyataan Penolakan Hasil Rekapitulasi di Aplikasi Sirekap dan Desak KPU Lakukan Audit Forensik!

Ari bercerita pihaknya mendapatkan hambatan dalam melakukan pengumpulan bukti, seperti intimidasi saksi.

"Memang kami mengalami kendala, saat ini banyak saksi kami diintimidasi, saksi-saksi kami ditekan dilaporkan ke polisi, ada juga yang ditawarkan imbalan dan macam-macam. Tapi Alhamdulillah saksi kami masih komitmen dan kami sudah verifikasi melalui pernyataan meterai dan video," ungkap dia.

"Tolong kawan-kawan media membantu juga. Mempertanyakan surat-surat kita ke KPU dan Bawaslu. Apa dasar dan alasan mereka tidak memproses atau lambat memproses atau menghasilkan hasil yang tidak maksimal," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: