Jamaah Haji Dimanjakan Menu Masakan Nusantara
Kepala Daerah Kerja Madinah PPIH Arab Saudi Ali Machzumi mencicipi makanan untuk jamaah haji Indonesia. -Khairul Umami-Media Center Haji
Satu perusahaan katering harus memiliki dua orang juru masak asli Indonesia. Ini disyaratkan untuk menjaga stamina juru masak tersebut. "Kalau hanya satu juru masak, kami khawatir akan kewalahan. Dan pada akhirnya menu jadi tidak sesuai pesanan," katanya.
Pihak katering, kata Musta'in, juga wajib memasak menu masakan Indonesia. Kemenag tidak mau ambil risiko jamaah harus beradaptasi dengan makanan asing. Kalau tidak cocok bisa-bisa jamaah tidak makan dan kemudian bisa drop staminanya.
Pemilik Nooha Catering di dapurnya di Madinah. --Media Center Haji
Menurut Musta'in makanan adalah sumber tenaga yang merupakan modal penting untuk melaksanakan ibadah. “Jangan sampai jamaah sakit karena tidak berselera makan,” ungkapnya.
Selama di Madinah, Jamaah haji akan mendapatkan makanan selamat datang, makan 3 kali sehari, dan makanan perpisahan. Makanan tersebut diantar langsung ke kamar-kamar jamaah haji. Di kotaknya sudah tertulis penjelasan batas waktu makanan itu dikonsumsi.
Jamaah diimbau tidak makan makanan yang sudah melewati batas waktu makan. Misalnya saat makan siang, jamaah diminta tidak makan makanan sarapan meskipun kondisinya terlihat masih baik. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: