Vladimir Putin Tiba di Korut Disambut Kim Jong Un dengan Kerpet Merah, Amerika Serikat Meradang
Vladimir Putin Tiba di Korut Disambut Kim Jong Un dengan Kerpet Merah, Amerika Serikat Meradang-Screenshoot/YouTube-
Perundingan Rusia-Korea yang akan datang memberikan peluang bagi kedua pihak untuk lebih memperdalam kerja sama bilateral.
Seperti yang dikatakan oleh ajudan presiden Yury Ushakov, kunjungan Putin ke DPRK, tentu saja, penting bagi hubungan bilateral dan perkembangan lebih lanjut.
BACA JUGA:Syarat Putin ke Ukraina, Serahkan Banyak Wilayah atau Perang Berlanjut
Namun selain itu, perjalanan tersebut “menunjukkan bahwa Rusia mendukung dialog yang setara dan terbuka untuk kerja sama dengan semua negara.
"Terutama dengan tetangga terdekat kami, meskipun ada upaya kolektif dari Barat untuk memberikan tekanan pada kami,"kataYury Ushakov.
Perwakilan Kremlin memberikan perhatian khusus pada fakta bahwa teman-teman Korea menunjukkan pemahaman tentang penyebab sebenarnya dan esensi krisis Ukraina.
“Kami berterima kasih kepada mereka atas konsistensi dan dukungan yang teguh terhadap operasi militer khusus Rusia, kami bersyukur Pyongyang mengakui kemerdekaan republik rakyat Donetsk dan Lugansk serta hasil referendum masuknya DPR, LPR, Zaporozhye dan Wilayah Kherson menjadi Federasi Rusia,” kata Ushakov.
Menurutnya, pada perundingan mendatang, perhatian besar akan diberikan pada pembahasan agenda internasional.
BACA JUGA:Ratusan Roket Hizbullah Bakar Israel Utara, Balaskan Kematian Salah Satu Petinggi Lapangan Senior
Pendekatan kedua negara terhadap masalah kebijakan luar negeri saat ini harus sangat dekat atau sama sekali bertepatan.
Ushakov menekankan bahwa negara-negara tersebut bersama-sama membela pembentukan dunia multipolar berdasarkan prinsip kesetaraan, penghormatan terhadap kedaulatan, dan tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri.
Kemungkinan besar masalah ini akan dibahas dalam komunikasi informal antara Putin dan Kim Jong Un.
Perundingan Rusia-Korea akan menghasilkan penandatanganan dokumen bersama. Ushakov tidak menutup kemungkinan salah satunya bisa berupa Perjanjian baru tentang Kemitraan Strategis Komprehensif antara Federasi Rusia dan DPRK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: