Daya Beli Masyarakat Terus Menurun, Ekonom Soroti Imbas Kebijakan Pemerintah

Daya Beli Masyarakat Terus Menurun, Ekonom Soroti Imbas Kebijakan Pemerintah

Gambaran Masyarakat Kelas Menengah di Indonesia -disway.id/Bianca Khairunnisa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Hingga saat ini, daya beli masyarakat masih terus menurun, dan belum menunjukkan adanya perubahan.

Bahkan menurut data realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia, penurunan laju konsumsi masyarakat terus bertumbuh hingga di bawah 5 persen y-o-y, atau 4,91 persen pada kuartal III-2024. 

Menurut keterangan Ekonom dan Pemerhati Kebijakan Publik yang juga merupakan Akademisi Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jakarta, Achmad Nur Hidayat, faktor ekonomi masih menjadi alasan dibalik penurunan daya beli ini. 

BACA JUGA:Menteri Nusron Sowan ke Kapolri, Perkuat Kerja Sama untuk Berantas Mafia Tanah

BACA JUGA:10 PTS Terbaik di Indonesia Versi QS WUR 2025, Untar Masuk 10 Besar

Faktor-faktor seperti inflasi inti dan administered Price telah mengakibatkan kenaikan harga kebutuhan pokok yang memberatkan masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah.

“Ketika harga barang dan jasa meningkat, pendapatan riil masyarakat tergerus, menyebabkan mereka mengurangi konsumsi yang menjadi penggerak utama perekonomian,” ujar Achmad saat dihubungi oleh Disway pada Jumat 8 November 2024.

Selain itu, peningkatan beban utang masyarakat akibat penggunaan pinjaman online dan kredit konsumtif membuat tekanan pada daya beli semakin besar, mengurangi pendapatan yang bisa dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi.

Kondisi ini juga didukung oleh stagnansi pendapatan selama beberapa tahun terakhir memperparah kondisi ini, terutama di tengah lonjakan biaya hidup yang tidak sebanding dengan pertumbuhan upah, sehingga semakin mempersempit ruang gerak keuangan rumah tangga.

BACA JUGA:Cek NIK KTP Penerima Bansos, Tata Cara dan Langkahnya

BACA JUGA:Angka Pengangguran didominasi Lulusan SMK, Pengamat Ungkap Penyebabnya

“Kondisi ini berdampak langsung pada sektor ritel dan perdagangan, di mana bisnis mengalami penurunan permintaan yang cukup signifikan,” jelas Achmad.

Dalam menghadapi situasi ini, Achmad menilai bahwa Pemerintah seharusnya mempertimbangkan kembali kebijakan yang lebih mendukung daya beli masyarakat agar konsumsi dapat pulih dan mendukung pemulihan ekonomi secara menyeluruh.

Apalagi, kebijakan fiskal pemerintah, termasuk peningkatan pajak atau pengurangan subsidi, juga malah menjadi hal yang memperparah penurunan daya beli ini, yang pada akhirnya melemahkan stabilitas ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads