Ojol Belum Sejahtera, Tersandung Penurunan Orderan hingga Pemotongan Tarif

Ojol Belum Sejahtera, Tersandung Penurunan Orderan hingga Pemotongan Tarif

Driver ojeg online (Ojol).-Bianca Khairunnisa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Komisi V DPR dikabarkan telah memberi usulan revisi UU LLAJ untuk masuk ke dalam program legislasi nasional (prolegnas).

Dalam revisi tersebut, disebutkan bahwa aturan yang memuat izin penggunaan kendaraan seperti motor untuk dijadikan angkutan umum juga akan dikaji kembali.

Bukan tanpa alasan. Pasalnya, hingga kini kendaraan motor rupanya masih menjadi kendaraan yang dilarang untuk dijadikan angkutan umum, baik itu berupa ojek online (ojol atau ojek pangkalan (opang).

BACA JUGA:Menko AHY Targetkan Penurunan Harga Tiket Pesawat Sebelum Desember 2024

"Soal apakah kendaraan bermotor itu boleh dijadikan angkutan umum itu belum diatur," ujar Ketua Komisi V DPR Lasarus, dalam keterangan resminya pada Selasa 12 November 2024.

Selain itu, saat ini tidak sedikit driver Ojol maupun Opang yang masih hidup pas-pasan dan belum sejahtera. Terlebih lagi, di mata Pemerintah, Ojol ataupun Opang tidak termasuk sebagai kendaraan umum.

Menurut keterangan salah satu driver Ojol yang ditemui oleh Disway, Eko, saat ini para driver Ojol tidak hanya dihadapkan dengan persaingan aplikasi penyedia layanan Ojol saja, namun mereka juga masih harus berhadapan dengan kebijakan atau regulasi dari perusahaan yang terkadang malah memberatkan mereka.

"Ada yang pernah kena suspend, kadang tarif bonus dipotong. Tapi saya gak tahu untuk driver ojol di wilayah lain juga kena apa nggak ya," ujar Eko saat ditemui oleh Disway pada Jumat 15 November 2024.

Oleh karena itulah, Eko juga menambahkan bahwa tidak sedikit driver ojol yang tidak menjadikan pekerjaan Ojol ini sebagai pekerjaan utama mereka.

BACA JUGA:KPK Dalami Dua Saksi Terkait Transaksi Keuangan Tersangka Dugaan Korupsi PT Taspen

"Karena gak tentu, saat ini bisa naik besoknya bisa turun," ucap Eko.

Kendati begitu, transportasi online seperti ojol sendiri diketahui telah menyumbang sebanyak US$3 miliar untuk negara. Hal tersebut juga didorong oleh pulihnya permintaan perjalanan harian, adopsi dan penetrasi yang tinggi ke kota kecil, serta promosi yang gencar oleh operator pendatang baru untuk menarik banyak pengguna.

Selain itu, fitur pengiriman makanan di aplikasi Ojol juga berkontribusi lebih besar, yakni US$6 miliar pada tahun 2024. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan konsumen dan ekspansi pelaku usaha pengiriman ke kota-kota kecil dan daerah pedesaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads