Badai PHK Melanda Tanah Air Ditengah Lemahnya Daya Beli, Pengamat Ungkap Faktor Penyebabnya
Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menimpa berbagai sektor industri di Indonesia beberapa waktu ini telah menjadi hal yang patut untuk dikhawatirkan-Istimewa-
"Singapura, misalnya, menerapkan kebijakan subsidi gaji bagi perusahaan yang mempertahankan karyawannya melalui skema Jobs Support Scheme. Hasilnya, tingkat pengangguran di Singapura tetap rendah, hanya sekitar 2 persen," jelas Freeca.
BACA JUGA:Fenomena #KaburAjaDulu, Mendiktisaintek Brian Kaitkan dengan Danantara, Begini Korelasinya
"Sementara itu, Thailand mengambil pendekatan berbeda dengan menggelontorkan stimulus belanja dan bantuan langsung tunai (BLT) untuk menjaga daya beli masyarakat. Langkah ini terbukti efektif dalam mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi," tambahnya.
Menurut Freeca, agar Indonesia dapat keluar dari jebakan pertumbuhan rendah, diperlukan kebijakan yang inovatif dan berani.
Salah satu langkah yang dapat diambil adalah menerapkan pajak nol persen selama satu tahun bagi perusahaan yang merekrut kembali pekerja terdampak PHK.
Menurutnya, kebijakan ini akan memberikan insentif bagi perusahaan untuk mempertahankan tenaga kerja dan mencegah lonjakan pengangguran.
BACA JUGA:Pemerintah Akan Susun PP Penertiban Judi Online, Pengamat: Harus Fokus Kepada Pencegahan
BACA JUGA:Pemerintah Akan Susun PP Penertiban Judi Online, Pengamat: Harus Fokus Kepada Pencegahan
Untuk jangka panjang sendiri, Freeca juga menambahkan bahwa Indonesia perlu mengembangkan sektor ekonomi hijau (green economy) dengan menarik investasi di bidang energi terbarukan dan industri ramah lingkungan, yang berpotensi menciptakan jutaan lapangan kerja baru.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
