BPOM Sebut Jumlah Makanan Tak Layak Konsumsi Meningkat 31 Persen saat Ramadan 2025, Apa Alasannya?

BPOM RI mencatat peningkatan 31 persen dalam jumlah makanan tak layak konsumsi yang beredar di pasaran selama Ramadhan 2025 dibandingkan tahun sebelumnya-Disway.id/Hasyim Ashari-
JAKARTA, DISWAY.ID - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat peningkatan 31 persen dalam jumlah makanan tak layak konsumsi yang beredar di pasaran selama Ramadhan 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran, terutama karena sebagian besar produk yang ditemukan mengandung bahan berbahaya atau sudah kedap udara.
BACA JUGA:BPOM: 13 UPT Daerah Naik Kelas dan Resmikan Laboratorium Regional di Jayapura
BACA JUGA:Pengusaha Brand Skincare Ricuh, BPOM Pastikan Akan Atur Review Produk Para Influencer
"Kami sudah umumkan bahwa yang tidak memakai ketentuan yang sifatnya, kan ada dua penelusuran, ada penelusuran lewat cyber, ada yang penelusuran langsung kita datang ke lapangan. Nah, untuk yang datang ke lapangan yang memenuhi sifatnya dalam bentuk pangan olahan, mengalami peningkatan," ujar Prof. Taruna Ikrar ditemui di kantor BPOM, Jumat 21 Maret 2025.
"Tahun lalu kita temukan adalah cuma 28 persen, nah tapi tahun ini dia meningkat menjadi 31 persen, persisnya yang ada di rumah tadi," tambahnya.
Kepala BPOM, Prof. Taruna Ikrar mengungkapkan bahwa peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, di antaranya gencar melakukan penulusuran secara masif hingga menemukan daerah rawan makanan berbahaya.
BACA JUGA:Pastikan Aman! BBPOM Imbau Masyarakat Cermat Pilih Hampers Lebaran
BACA JUGA:Kantor Tempo dapat Teror Kepala Babi, Dewan Pers Mengutuk Keras Ancaman terhadap Jurnalis
"Peningkatannya itu yang pertama, kemungkinan kami lebih masif tahun ini melakukan penelusuran, melakukan pengawasan, itu yang pertama," tuturnya.
"Alasan kedua, kemungkinannya karena dari data tahun lalu, kita temukan kan ada daerah-daerah rawan. Nah, kita fokuskan secara maksimal ke tempat yang rawan itu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: