Penjelasan UGM soal Isu Ijazah Palsu Jokowi dengan Font Skripsi Times New Roman

Penjelasan UGM soal Isu Ijazah Palsu Jokowi dengan Font Skripsi Times New Roman

Penjelasan UGM soal Isu Ijazah Palsu Jokowi dengan Font Skripsi Times New Roman-Dok.UGM-

Sigit menyebut hal ini lumrah dilakukan oleh para mahasiswa pada masa itu.

“Ada banyak skripsi mahasiswa yang menggunakan sampul dan lembar pengesahan dengan  mesin percetakan,” katanya.

Kemudian, nomor seri ijazah Joko Widodo yang disebut hanya menggunakan angka, bukan sistem klaster, Sigit mengatakan bahwa Fakultas Kehutanan memiliki kebijakan tersendiri dan belum diseragamkan di tingkat universitas.

BACA JUGA:Nusron Rapat dengan Kementerian PU, Singgung 796 Pelanggaran Tata Ruang di Jabodetabek-Punjur

BACA JUGA:Moraturium PMI Dicabut, PKB Ingatkan Pemerintah: Devisa Tak Sebanding dengan Nyawa

Penomoran tersebut tidak hanya berlaku pada ijazah Joko Widodo namun berlaku pada semua ijazah lulusan Fakultas Kehutanan.

“Nomor tersebut berdasarkan urutan nomor induk mahasiswa yang diluluskan dan ditambahkan FKT, singkatan dari nama fakultas,” katanya.

Senada, Ketua Senat Fakultas Kehutanan San Afri Awang juga mengaku memiliki pengalaman tersendiri dengan penggunaan font time new roman di sampul skripsi.

“Saya masih ingat waktu saya buat cover (skripsi), lari ke Prima. Di zaman itu sudah ada tempat cetak sampul yang terkenal, Prima dan Sanur. Soal diketik pakai mesin komputer, jangan heran di sekitar UGM juga sudah ada jasa pengetikan menggunakan komputer IBM PC. Saya sempat pakai buat mengolah data statistik,” kata kakak angkatan Joko Widodo ini.

Namun begitu, ia menyebut ada pula mahasiswa yang memilih mencetak sampul dan lembar pengesahan menggunakan mesin tik alih-alih menggunakan jasa percetakan.

BACA JUGA:Konjen Update Kondisi Korban Selamat Kecelakaan Bus Jemaah Umrah Indonesia di Jeddah

BACA JUGA:Jurnalis Tempo Diteror Paket Kepala Babi, Istana: Dimasak Saja

”Kawan saya yang secara ekonomi tidak mampu, banyak yang membuat lembar sampul dan pengesahan dengan mesin ketik,” kenangnya.

Sementara itu, teman seangkatan Jokowi, Frono Jiwo, mengamini bahwa seluruh mahasiswa satu angkatannya menulis skripsi menggunakan mesin tik, sedangkan sampul, lembar pengesahan, dan penjilidan hampir semuanya dilakukan di percetakan.

“Pembuatan skripsi semua pakai mesin tik, walaupun sudah ada komputer, tapi jarang sekali yang bisa. Kalau sampul, lembar pengesahan, penjilidan skripsi, semua di percetakan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads