Bivitri Susanti Tegaskan Bahaya Pelatihan Bela Negara di Universitas Udayana, Militer Tak Seharusnya Masuk Pendidikan Tinggi

Bivitri Susanti Tegaskan Bahaya Pelatihan Bela Negara di Universitas Udayana, Militer Tak Seharusnya Masuk Pendidikan Tinggi

Bivitri Susanti, peneliti hukum dan dosen Kewarganegaraan di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera. Bivitri menilai bahwa meskipun pelatihan bela negara ini tampak tidak berbahaya, kenyataannya keberadaan militer di kampus dapat membawa dampak buruk bag-Youtube Dirty Vote-

JAKARTA, DISWAY.ID – Kerja sama antara Universitas Udayana dengan Kodam IX/Udayana yang mengarah pada pelatihan bela negara bagi mahasiswa dan dosen masih menuai penolakan dari kalangan mahasiswa.

Selain itu, penolakan juga datang dari berbagai pihak yang khawatir adanya militerisasi dalam pendidikan tinggi, yang dapat berisiko mengganggu kebebasan akademik dan independensi universitas.

Rektor Universitas Udayana, I Ketut Sudarsana, menegaskan bahwa kerja sama tersebut bertujuan untuk memperkenalkan pendidikan karakter dan pelatihan bela negara yang bersifat nonmiliteristik.

"Kami ingin meluruskan bahwa kerja sama ini tidak akan mengintervensi ruang akademik atau kebebasan berpikir di kampus. Seluruh program kerja sama akan bersifat edukatif, terbuka, dan partisipatif," ujarnya pada 5 Maret 2025.

BACA JUGA:Kerja Sama Universitas Udayana dengan Kodam IX Bentuk Nyata Bahayanya Militer Masuk Kampus!

Namun, pandangan tersebut mendapat tanggapan keras dari Bivitri Susanti, peneliti hukum dan dosen Kewarganegaraan di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera.

Bivitri menilai bahwa meskipun pelatihan bela negara ini tampak tidak berbahaya, kenyataannya keberadaan militer di kampus dapat membawa dampak buruk bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

"Memang secara prinsip, tidak boleh militer masuk kampus. Bahaya militerisme di institusi pendidikan adalah karena militerisme berlandaskan sistem komando, kepatuhan, dan penundukan berdasarkan hierarki," kata Bivitri kepada Disway, pada Sabtu 5 April 2025.

BACA JUGA:Kerja Sama dengan Kodam IX/ Beri Pelatihan Bela Negara Mahasiswa, Udayana: Bukan Kegiatan Militeristik!

Menurutnya, ilmu pengetahuan yang seharusnya berkembang melalui diskusi kritis, debat, dan pembelajaran yang terbuka akan terhambat jika mahasiswa dididik untuk sekadar patuh pada komando militer.

"Kalau universitas dididik untuk sekadar patuh pada komando, maka ilmu pengetahuan akan mati," jelasnya.

Bivitri juga mengingatkan bahwa meskipun Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata kuliah wajib di setiap jurusan, pelatihan bela negara tidak diatur dalam kurikulum pendidikan tinggi.

BACA JUGA:Universitas Udayana dan Mahasiswa Akan Bahas Kerja Sama dengan Kodam IX, TNI Tidak Dilibatkan

Ia menilai bahwa pelatihan bela negara biasanya dilakukan oleh kampus yang sudah memiliki keterkaitan dengan militer, terutama kampus swasta.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads