46 Siswa Sudah Diperiksa, 20 Korban Ledakan SMA 72 Masih Dirawat, PMJ Ungkap Fakta Terbaru
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menjelaskan penanganan kasus-Rafi Adhi-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Polda Metro Jaya kembali menyampaikan update penanganan kasus ledakan yang mengguncang lingkungan SMA Negeri 72 Jakarta. Puluhan saksi anak telah diperiksa untuk mengurai rangkaian peristiwa tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menjelaskan bahwa hingga Jumat (14/11/2025), penyidik telah memeriksa 46 saksi anak yang berada di lokasi saat kejadian.
“Hari ini penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi anak berjumlah 46 orang. Namun, ada 10 orang yang berhalangan hadir,” ujarnya.
BACA JUGA:Timnas U-22 ‘Wajib’ Bawa Pulang Emas SEA Games 2025! Sumardji: Ini Harga Diri Bangsa
Pemeriksaan berlangsung di UPTD P3A Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Timur, dengan pendampingan khusus mengingat seluruh saksi merupakan anak di bawah umur.
Selain para saksi anak, penyidik juga telah meminta keterangan orangtua dari Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Proses ini masih berjalan dan menjadi bagian krusial dalam pendalaman motif hingga kronologi kejadian.
Polda Metro Jaya juga merilis data terbaru kondisi korban. Dari total korban terdampak ledakan, 20 siswa masih menjalani perawatan inap. Sementara satu korban berinisial L dirujuk ke RSCM untuk tindakan medis intensif, termasuk operasi.
“Kami masih menunggu laporan lengkap hasil digital forensik,” kata Budi, memastikan pengusutan dilakukan secara menyeluruh.
Polda meminta publik memberikan waktu dan ruang bagi penyidik agar proses investigasi dapat berjalan komprehensif.
BACA JUGA:ABH Ledakan SMAN 72 Sudah Sadar Usai Operasi Kepala, Tapi Belum Diminta Keterangannya
“Kami berharap rekan-rekan memberi waktu dan ruang bagi para penyidik untuk menyelesaikan penyidikan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kabiddokkes Polda Metro Jaya, Kombes Martinus Ginting, membeberkan kondisi NF, salah satu ABH yang ikut terdampak ledakan tersebut. NF baru saja menjalani operasi dekompresi tulang kepala di RS Polri Kramatjati.
“Pasien ini sedang kami rawat di RS Sukanto. Tadi juga dilakukan tindakan operasi dekompresi tulang kepala untuk mengurangi tekanan,” jelas Martinus.
Ia memastikan tim medis melakukan penanganan maksimal, melibatkan dokter bedah saraf dan bedah plastik guna menjaga kondisi NF tetap stabil.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: