Polri Tak Tegas Dengan Keberadaan Konsorsium 303, ‘Sementara Hasilnya Tidak Ada’

Polri Tak Tegas Dengan Keberadaan Konsorsium 303, ‘Sementara Hasilnya Tidak Ada’

Polri tak tegas dengan keberadaan konsorsium 303 yang mencuat setelah terjadinya pembunuhan Brigadir J-ilustrasi-

Jika dirinci, uang puluhan miliar itu digunakan untuk membeli cerutu Rp 21 juta, nantuan pejabat polisi ke Eropa Rp 360 juta, bantuan ke Amerika Rp 210 juta, tiket pesawat Rp 95 juta.

Operasional bulanan satuan Rp 100 juta, kasus rekening medan Rp 386 juta, pos polisi di Jakarta Utara Rp 10 juta, cerutu  Rp 50 juta dan minuman minuman Rp 37,9 juta. 

BACA JUGA:Rizky Billar Mengaku Sering Lakukan 'KDRT' ke Lesti Kejora, Video Pengakuannya Viral di Instagram

BACA JUGA:Irjen Dedi Prasetyo Beri Bocoran Soal Rencana Penahanan Putri Candrawathi: Penyidik Sudah Evaluasi

"Data kebenaran harus didalami oleh polri karena ada satuan kerja atau pribadi yang melakukan kegiatan disebutkan di sini," kata Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso.

"Kalau mereka serius, mereka pasti ada catatan tim mana yang ke luar negeri, ada di sini disebutkan, tinggal di cek dan ricek saja," sambungnya. 

Mengenai judi online, Sugeng mengatakan berdasarkan data yang dibeber PPATK sudah jelas bahwa ada transaksi Rp 155 triliun yang diduga dilakukan para mafia judi online. 

"IPW melansir diduga satgassus melindungi judi online. Skema, perlahan-lahan terbuka. Ada korelasi kasus kematian brigadir J. Membukakan kotak pandora. Ada polisi sendiri yang membocorkan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: