Amerika Gunakan Hak Veto Buat Tolak Resolusi DK PBB Soal Seruan Penghentian Konflik Israel-Hamas
Proses pemungutan suara pada pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang konflik antara Israel dan Hamas di markas besar PBB di New York, AS, 16 Oktober 2023-Tangkapan Layar/Un Nations-
BACA JUGA:Kembali Terpilih Sebagai Anggota Dewan HAM PBB, Indonesia Bakal Usung Misi Besar Ini
Penolakan AS
Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield menjelaskan veto negaranya di ruang Dewan dengan mengatakan resolusi ini tidak menyebutkan hak pembelaan diri Israel.
“Israel memiliki pandangan yang melekat pada pertahanan diri sebagaimana tercermin dalam Pasal 51 Piagam PBB ,” tambahnya.
Dia mengatakan bahwa meskipun AS tidak dapat mendukung resolusi tersebut, AS akan terus bekerja sama dengan semua anggota Dewan dalam mengatasi krisis ini.
(Ilustrasi) Aksi bela Palestina terjadi di Amerika Serikat. Tak dapat dipungkiri, insiden anti-muslim di Amerika Serikat juga banyak bermunculan sejak konflik Hamas-Israel terjadi pada Sabtu, 7 Oktober 2023. -Eduardo Munoz-Reuters
“Sama seperti kami akan terus menegaskan kembali perlunya melindungi warga sipil, termasuk media, pekerja kemanusiaan, dan pekerja kemanusiaan dan pejabat PBB,” ujarnya.
Duta Besar Thomas-Greenfield juga mencatat bahwa AS juga terlibat dalam diplomasi lapangan, melalui kunjungan Presiden Joseph Biden, dan pejabat senior lainnya.
BACA JUGA:Rusia Tolak Bantuan PBB Untuk Korban Bendungan Kakhovka
“ Ya, resolusi itu penting, dan ya, Dewan ini harus bersuara. Namun tindakan yang kita ambil, harus berdasarkan fakta di lapangan dan mendukung diplomasi langsung yang dapat menyelamatkan nyawa,” ujarnya.
Sementara itu Duta Besar Sérgio França Danese dari Brazil mengatakan negaranya sebagai Presiden Dewan Keamanan bulan Oktober, menanggapi seruan anggota Dewan untuk membentuk tanggapan terpadu terhadap krisis ini.
“Kami mengindahkan seruan tersebut dengan rasa urgensi dan tanggung jawab, dalam pandangan kami Dewan Keamanan harus mengambil tindakan dan melakukannya dengan sangat cepat,” ujarnya.
Sérgio França Danese menambahkan, kelumpuhan dewan dalam menghadapi bencana kemanusiaan bukanlah kepentingan komunitas internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: