Pengamat Senior INDEF Desak Desain Ulang Skema TAPERA: Gak Masuk Hitungannya!
Pengamat Senior Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, mendesak pemerintah melakukan desain ulang atas kebijakan Tapera.-Bianca Chairunissa-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) menjadi polemik di tengah masyarakat.
Apalagi adanya informasi pemotongan gaji karyawan untuk iuran Tapera sebagaimana kebijakan Tapera ini diputuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam kebijakan itu, disebutkan semua pekerja mandiri yang memiliki penghasilan paling sedikit sebesar upah minimum wajib ikut kepesertaan Tapera.
BACA JUGA:KSBSI Keberatan Jika Tapera Dibebankan Kepada Pekerja
Kebijalan tersebut juga dinilai kurang sosialisasi, sehingga masih menimbulkan pertanyaan, keraguan, serta dianggap belum ada urgensinya bagi masyarakat.
Pengamat Senior INDEF ( Ekonom Institute for Development of Economics and Finance , Tauhid Ahmad, mendesak pemerintah melakukan desain ulang atas kebijakan Tapera tersebut.
Menurut Tauhid, program Tapera ini bukanlah sesuatu yang urgent untuk dilakukan, dan lebih baik dijalani oleh mereka yang memang benar-benar serius ingin memiliki rumah.
"Bagi yang belum punya rumah maka bisa saja ikut Tapera namun bagi yang sudah punya dan sedang ikut KPR serta memiliki keperluan yang lain maka sebaiknya tidak perlu ikut, Misalnya untuk pendidikan anak. Saya kira Tapera sebaiknya volunteer saja dan tidak perlu dipaksakan," ujar Tauhid dalam wawancara dengan disway grup yang dilakukan pada Jumat 31 Maret 2024.
BACA JUGA:Moeldoko: Tapera Bukan Potong Gaji Atau Iuran Tapi Tabungan
Lebih lanjut, Tauhid menilai bahwa skema program Tapera ini juga memerlukan beberapa perbaikan agar tidak terlalu membebani masyarakat.
"Skema Tapera yang perlu didesain ulang secara keseluruhan, karena nggak masuk hitungannya," ujar Tauhid.
Dalam kesempatan lain, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, mengungkapkan Tapera adalah sebuah program yang dapat membantu masyarakat untuk memiliki rumah.
Program ini juga merupakan lanjutan dari program Bapertarum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share:
