Vonis Putri Candrawathi Diatas 8 Tahun, Mantan Hakim Agung: Pembunuhan Brigadir Yosua Berawal Dari Magelang

“Dari cerita tersebut, sudah bisa diketahui jika perencanaan pembunuhan Brigadir Yosua telah dimulai sejak di Magelang,” jelas Djoko.

BACA JUGA:Erma Blak-blakan Sebut Kubu KSPS Punya 'Privilege' di PT SAI: Tapi Kita Diintimidasi, Uang Lembur Lama Tak Dibayar

BACA JUGA: BNPB Serahkan Bantuan Rp1 Miliar Untuk Penanganan Gempa Papua

Selain itu Djoko menjelaskan ada permasalahan dalam tuntutan Jaksa terhadap Putri Candrawathi, Ricky Rizal dan Kuat Maruf.

Seharusnya tuntutan hukuman terhadap ketiganya tidak jauh dari Sambo.

Sedangkan tuntutan Bharada Richard Eliezer, Djiko juga menyayangkan adanya perbedaan yang cukup jauh.

“Seharusnya tuntutan Eliezer dan tiga tersangka ini sama jangan terlalu jauh perbedaannya, meskipu dia sebagai pelaku penembakan, namun dia hanya sebagai alat oleh Ferdy Sambo,” papar Djoko.

BACA JUGA:Sering Dirundung, Siswa SMK di Palembang Bunuh Teman Satu Kelas: Pelaku Simpan Rasa Dendam

Hal yang disampaikan oleh Djoko senada dengan harapan keluarga Brigadir Yosua, di mana melalui kuasa hukumnya mengungkapkan bahwa orang tua korban tetap ingin agar Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi bisa dihukum mati.

Ramos Hutabarat selaku salah satu kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua menejlaskan jika Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak berharap hukuman Putri lebih berat dari yang di tuntutkan oleh Jaksa.

Menurut Ramos, hukuman mati tetap diharapkan oleh kedua orang tua Brigadir Yosua lantaran kasus pembunuhan terhadap putranya sudah jelas terjadi.

Ramos juga menambahkan jika pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua telah terungkap yang dilakukan oleh Sambo dan istrinya.

BACA JUGA:Pemasaran Produk Minyak Sawit Biodiesel Mulai Jajaki Pasar Mesir

BACA JUGA:Pemasaran Produk Minyak Sawit Biodiesel Mulai Jajaki Pasar Mesir

Ferdy Sambo dan Putri layak dihukum mati lantaran pihak keluarga Yosua melihat dari beberapa fakta di persidangan.

Sumber: