Mengintip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di Universitas Islam Madinah, Beasiswanya Sampai Rp 1 Miliar

Mengintip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di Universitas Islam Madinah, Beasiswanya Sampai Rp 1 Miliar

Ketua Persatuan Pelajar & Mahasiswa Indonesia (PPMI) Madinah Ahmad Bukhori di kamar asrama mahasiswa Universitas Islam Madinah. -Tomy Gutomo-Media Center Haji

BACA JUGA:Tak Punya Visa Haji, Nenek Asal Tuban yang Telantar Diserahkan oleh PPIH kepada Keluarga

BACA JUGA: Witan Sulaiman Tiba di Tanah Suci, di Depan Kakbah Doakan Timnas Lolos Piala Dunia

Bila dinominalkan, selama empat tahun studi, nilai beasiswa di UIM mencapai Rp 1 miliar. Makanya, Ustaz Dr Aruful Bahri MA, alumnus UIM asal Kampar, Riau, yang menjadi pengisi kajian di Masjid Nabawi, mengatakan bahwa beasiswa di UIM itu 1000 persen. Untuk menggambarkan bahwa semua hal kebutuhan mahasiswa di UIM ditanggung oleh Kerajaan Arab Saudi.

"Ini bagian dari misi Arab Saudi untuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Makanya kampus ini memang lebih banyak mahasiswa internasional daripada mahasiswa asli dari Arab Saudi," kata Zulmar. 


Ahmad Bukhori berjalan ke kamar asrama mahasiswa di kampus Universitas Islam Madinah. -Tomy Gutomo-Media Center Haji

Zulmar adalah mahasiswa asal Palembang. Ia pernah kuliah di UIN Wali Songo Semarang. Pada semester 5, ia mendaftar ke UIM. Diterima. Saat itu pandemi. Kuliah bahasa dilakukan secara online. Pun kuliahnya di UIN Wali Songo. 

"Setelah lulus di UIN Semarang saya berangkat ke Madinah. S1 lagi. Teman-teman UIN saya sudah banyak yang lulus S2 sekarang. Bahkan ada yang sedang kuliah S3," katanya.

Mendaftar di UIM tidak wajib bisa bahasa Arab. Mereka akan mengikuti kuliah bahasa Arab dulu di dua semester awal. Bahkan ada yang sampai 4 semester. Setelah itu baru mengikuti kuliah sesuai jurusan yang dipilih. 

BACA JUGA:Ustaz Masjid Nabawi Minta Jamaah Non Visa Resmi Patuhi Aturan, Kasihan Lansia Kita

BACA JUGA:Istri Wafat di Bandara Jeddah, Endang Suherman Puji Kesigapan Petugas Haji

Soal pakaian, kata Bukhori, juga bebas. Tidak harus memakai jubah atau thobe. Hanya mahasiswa Arab Saudi yang wajib memakai thobe atau thawb. Lengkap dengan sorban dan headband atau di Arab disebut keffiyeh. "Banyak yang pakai celana panjang dan kemeja Saya memakai thobe karena di sini panas. Ternyata lebih nyaman pakai thobe," jelas mahasiswa asal Jakarta itu.

Setiap mahasiswa tinggal di asrama. Untuk gedung asrama yang baru, satu kamar diisi dua mahasiswa. Sedangkan di gedung lama, diisi empat mahasiswa. Pihak kampus yang menentukan seorang mahasiswa tinggal di kamar yang mana. 

Rata-rata setiap asrama terdiri dari enam lantai. Dilengkapi dengan lift. Di kamar itu sudah ada sekat setinggi 2 meter untuk memisahkan ruangan mahasiswa tersebut. Dilengkapi dengan AC, tempat tidur, lemari, meja dan kursi belajar, dan rak buku. 


Aktivitas harian Angga Ananta, mahasiswa jurusan hadis Universitas Islam Madinah asal Pekanbaru, Riau, yang ditempel di dinding kamarnya.-Tomy Gutomo-Media Center Haji

Di setiap sudut bangunan ada kamar mandi yang jumlahnya banyak, ruang cuci pakaian yang dilengkapi mesin cuci, dan dapur. "Maaf kalau sekarang agak berantakan. Barusan pergantian vendor pengelola asrama," kata Bukhori.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: