Perbedaan Idul Adha Sejumlah Negara dengan Arab Saudi, Penjelasan Mudah PBNU, Ada Kriteria Baru MABIMS

Perbedaan Idul Adha Sejumlah Negara dengan Arab Saudi, Penjelasan Mudah PBNU, Ada Kriteria Baru MABIMS

Alasan Idul Adha beda Indonesia dan Arab Saudi.-Foto : Kemang-

Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) KH Sirril Wafa menjelaskan, Perbedaan tersebut karena ketidaksamaan mathla' atau letak geografis antara Indonesia dan Arab Saudi. 

Jarak yang cukup jauh ini, sekitar 8 ribu kilometer, membuat ketinggian hilal juga berbeda. Semakin ke barat, hilal akan tampak lebih tinggi dibanding dengan wilayah yang lebih timur.

Letak Indonesia yang lebih timur dari Arab Saudi membuat ketinggian hilalnya lebih rendah. Karenanya, potensi perbedaan penetapan awal bulan, termasuk Dzulhijjah ini cukup tinggi.

"Ini meniscayakan adanya perbedaan dalam memulai hari," ujarnya, mengutip Nu Online, Selasa 5 Juli 2022.

BACA JUGA:9 Kejanggalan Visa 46 Calon Jemaah Haji Indonesia yang Dideportasi Arab Saudi, Mantan Dubes RI Ungkap Ini

Di lain sisi, lanjut Kiai Sirril, ketampakan posisi bulan/hilal yang menandai masuknya awal bulan bisa berbeda. 

Untuk kasus awal Dzulhijjah tahun ini, di Arab Saudi posisi hilal baik tinggi maupun elongasinya sudah memungkinkan untuk dapat dirukyah.

Penetapan PBNU mengenai awal Dzulhijjah 1443 H ini juga berbeda dengan kalender cetak pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh penerapan kriteria baru yang disepakati Menteri Agama Brunei Indonesia Malaysia dan Singapura (MABIMS).

BACA JUGA:Menag Tinjau Toilet di Arafah, Ingin Jemaah Haji Tidak Lama Mengantre

Sebagaimana diketahui, kriteria baru (Neo MABIMS) untuk imkanurrukyah atau kemungkinan hilal bisa dilihat itu minimal ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. 

Sementara kriteria MABIMS sebelumnya, tinggi hilal 2 derajat dan elongasi 4 derajat. Adapun hasil perhitungan dengan metode ilmu falak ala Nahdlatul Ulama untuk markaz Gedung PBNU Jakarta koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT, ketinggian hilal pada akhir Dzulqa'dah 1443 H baru mencapai + 2 derajat 11 menit 00 detik dan elongasi 5 derajat 04 menit 35 detik. 

Jika menurut kriteria imkanurrukyah lama, kemungkinan hilal terlihat itu ada sehingga Idul Adha 1443 H yang tercatat pada kalender cetak bertepatan dengan Sabtu, 9 Juli 2022 M.

BACA JUGA:Bujangan Larikan Istri Orang, Jalani Perdamaian Secara Adat, Dicambuk 100 Kali

Namun, hilal akhir Dzulqa'dah 1443 H belum memenuhi kriteria imkanurrukyah neo MABIMS. 

Sebab, ketinggiannya masih di bawah 3 derajat dan elongasinya masih di bawah 6,4 derajat di seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: