Rekonstruksi Penembakan Gas Air Mata di Kanjuruhan Tidak Ada, Komnas HAM Angkat Bicara

Rekonstruksi Penembakan Gas Air Mata di Kanjuruhan Tidak Ada, Komnas HAM Angkat Bicara

Komnas HAM sesalkan tidak adanya proses penembakan gas air mata dalam rekonstruksi kerusuhan di tragedi Kanjuruhan.- Rafi Adhi Pratama-

JAKARTA, DISWAY.ID - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sesalkan tidak adanya proses penembakan gas air mata dalam rekonstruksi kerusuhan di tragedi Kanjuruhan, Malang.

Choirul Anam selaku Komisioner Komnas HAM sangat menyayangkan hal tersebut, karena gas air mata menurut pihaknya diduga penyebab utama banyaknya jatuh korban dalam kerusuhan tersebut.

"Dalam konteks gas air mata ini, sekali lagi kami tegaskan bahwa itu penyebab utamanya. Ketika proses rekonstruksi macam-macam tidak ada narasi itu, itu memang disayangkan," katanya kepada awak media, Senin 24 Oktober 2022.

Diungkapkannya, rekonstruksi penembakan gas air mata merupakan salah satu point penting untuk mempermudah proses penyelidikan.

BACA JUGA:Gerhana Matahari Terakhir di 2022 Terjadi Besok, Kelihatan dari Indonesia?

BACA JUGA:Dari 39 Obat Sirup Diduga 26 Mengandung Etilen Glikol dan Dietilen Glikol

"Salah satu yang paling penting dalam proses rekonstruksi itu sebenarnya untuk mempermudah proses (Penyelidikan, red)," ungkapnya.

"Terutama untuk membantu teman-teman Kejaksaan melihat apa sebenarnya yang terjadi," tandasnya.

Terkait dengan korban tragedy Kanjuruhan, Anam mengatakan bahwa keluarga korban meninggal kerusuhan Kanjuruhan, Malang ingin jenazah diautopsi.

Menurut Anam, salah seorang keluarga korban yang bernama Devi Athok mengatakan pada pihak Komnas HAM berkomitmen untuk mengautopsi jenazah kedua putrinya yang meninggal.

Hal tersebut dikarenakan terdapatnya rongga leher korban Kanjuruhan menghitam membuat keluarga ingin autopsi jenazah.

BACA JUGA:Covid XBB Sudah Masuk Indonesia, Begini Gejalanya!

BACA JUGA:Keluarga Korban Kanjuruhan Dengan Rongga Leher Menghitam Minta Ada Dokter Forensik Independen

"Pada prinsipnya Mas Devi Athok sejak awal itu berkomitmen untuk melakukan autopsi," katanya kepada awak media, Senin 24 Oktober 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: