Isu Perang Bintang Polri dan Mafia Tambang Beredar Usai Pengakuan Ismail Bolong, Mahfud MD Bereaksi Keras

Isu Perang Bintang Polri dan Mafia Tambang Beredar Usai Pengakuan Ismail Bolong, Mahfud MD Bereaksi Keras

Menko Polhukam Mahfud MD (tengah) berbincang dengan Rektor Unair Prof Mohammad Nasih (kiri) dan mantan Rektor UGM Prof Panut Mulyono di acara penutupan Forum Rektor Indonesia di Surabaya.-Julian Romadhon-Harian Disway-

Ismail Bolong membuat pengakuan telah mendapat tekanan dari Brigjen Hendra Kurniawan untuk membuat video testimoni telah menyetor uang hasil pengepulan ilegal penambangan batubara tersebut. 

Ia mengaku Brigjen Hnedra yang pada saat itu masih menjabat sebagai Karo Paminal Divpropam Polri telah memaksanya untuk membuat video.

Ismail Bolong dalam video itu menegaskan apa yang dia katakan tidaklah benar.

Selain itu ia menyebut bahwa Kabareskrim juga tidak pernah mengirimkan uang kepada Brigjen Hendra.

BACA JUGA:Sebaran Covid-19 Capai 3.662 Kasus Baru, DKI Jakarta Tertinggi

BACA JUGA:Sekolah Satu Atap Dibangun di Tanah Sereal Kota Bogor, Naungi SD dan SMP, Anggarannya Rp 25 M

Video testimoni itu akhirnya ia buat karena terpaksa setelah mendapat ancaman dari Brigjen Hendra, sehingga memberikan testimoni soal Kabareskrim telah menerima setoran uang darinya.

"Untuk memberikan testimoni kepada Kabareskrim dengan penuh tekanan dari Pak Hendra, Brigjen Hendra," ucap Ismail Bolong.

"Pada saat itu saya berkomunikasi melalui HP anggota Paminal dengan mengancam akan dibawa ke Jakarta kalau nggak melakukan testimoni," tambahnya.

Pada saat itu Ismail mengaku diminta Brigjen Hendra datang ke sebuah hotel yang berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kemudian disitu ia telah diberikan kertas berisi testimoni terkait Kabareskrim Polri, lalu ucapannya direkam dengan ponsel.

BACA JUGA:Menggembirakan, Target Tol Cileunyi Sumedang Dawuan Operasi Bulan Depan

BACA JUGA:Aaron Carter Meninggal Misterius, Ditemukan Tenggelam di Bathtup Kamar Mandi

"Jadi saya mengklarifikasi. Saya nggak pernah memberikan uang kepada Kabareskrim apalagi pernah saya ketemu Kabareskrim," pungkas Ismail.

Brigjen Hendra Kurniawan dikatakan oleh Ismail Bolong sempat menelponnya sebanyak tiga kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: