Mengandung Muatan Kekerasan, Kemendikbudristek Tarik Panduan Sastra Masuk Kurikulum
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo-Menjelaskan manfaat AI dalam pendidikan-Kemenkominfo
JAKARTA, DISWAY.ID - Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Anindito Aditomo mengungkapkan bahwa pihaknya telah menarik panduan rekomendasi buku sastra masuk kurikulum.
Hal ini buntut banyaknya protes terkait isi buku yang dinilai bermuatan vulgar dan kekerasan.
"Versi awal buku panduan saat ini untuk sementara kami tarik dan revisi berdasarkan masukan-masukan yang kami terima," ujar Anindito ketika dihubungi.
BACA JUGA:Panduan Rekomendasi Karya Sastra Tuai Polemik, Kepala BSKAP Buka Suara
Pria yang akrab disapa Nino tersebut menambahkan, saat ini pihaknya belum mengirim buku panduan atau karya-karya sastra ke sekolah.
Ia juga menegaskan bahwa guru tidak wajib menggunakan karya-karya sastra yang ada di daftar rekomendasi tersebut.
BACA JUGA:Sastra Masuk Kurikulum Merdeka Perkuat Karakter Siswa dan Cegah Bullying
"Semua perangkat yang dibuat dalam program ini, mulai dari daftar buku, panduan, sampai contoh modul ajar, adalah alat bantu guru yang bersifat opsional dan dinamis karena akan selalu diperbarui," tandasnya.
Selain itu, ia berharap buku-buku yang dibaca dalam pembelajaran perlu memperhatikan konteks karya secara utuh.
Ia menjelaskan, program ini bertujuan memperkenalkan sastra Indonesia kepada murid dan guru sebagai bahan ajar untuk mengembangkan literasi dan pendidikan karakter.
BACA JUGA:Sastra Masuk Kurikulum, Sastrawan Ungkap Buku Anak Usia SMP Paling Sulit Ditemukan
Jika digunakan dengan baik, lanjutnya, karya sastra tersebut bukan hanya menumbuhkan minat baca, melainkan juga mengasah nalar, empati, serta nilai-nilai kemanusiaan.
Oleh karena itu, pihaknya membentuk tim kurator yang bertugas mengusulkan atau membuat rekomendasi karya-karya sastra yang dapat menjadi bahan ajar untuk capaian pembelajaran dan elemen karakter dalam Profil Pelajar Pancasila pada tingkat SD, SMP, dan SMA.
Menurutnya, tim kurator juga telah mempertimbangkan dengan matang ketika mengusulkan judul-judul tersebut.
BACA JUGA:Kurikulum Merdeka Belajar Masukkan Sastra dalam Pelajaran SIswa
Di mana, tim kurator yang terdiri dari sastrawan, akademisi, dan guru telah melakukan proses kurasi sejak lama.
"Evaluasi pemilihan rekomendasi buku masih dengan tim kurator yang sama. Untuk evaluasi dan revisi buku panduan melibatkan tim editor yang berbeda," jelasnya.
Buku panduan ini disusun untuk membantu guru memilih dan memilah karya sesuai dengan usia dan kesiapan murid.
BACA JUGA:Penyair dan Tokoh Sastra Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Berikut Daftar Karyanya
Kendati demikian, ia tak menutup kemungkinan daftar rekomendasi buku sastra dapat berubah dan berkembang berdasarkan evaluasi dan masukan yang diterima.
Hal ini bertujuan agar semakin banyak karya sastra yang dapat menjadi opsi atau pilihan bahan ajar di sekolah.
Masyarakat juga bisa menyampaikan kritik dan saran melalui buku.kemdikbud.go.id agar program ini dapat terus diperbaiki dan diimplementasi dengan efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: