NGERI! Tercatat Ada 34 Kasus, Jaktim Jadi Wilayah Paling Tinggi Terserang Gagal Gijal Akut, Ini Rinciannya..

NGERI! Tercatat Ada 34 Kasus, Jaktim Jadi Wilayah Paling Tinggi Terserang Gagal Gijal Akut, Ini Rinciannya..

Kemekes menjelaskan penyebaran 269 kasus gagal ginjal akut di 27 Provinsi Indonesia.-disway-

JAKARTA, DISWAY.ID - Belakangan kasus gagal ginjal akut masih menghantui beberapa wilayah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta.

Tak tanggung-tanggung, data terakhir mencatatkan ada 172 orang mengalami gagal ginjal akut.

Seperti disampaikan Widyastuti, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang menyebut jumlah kasus gagal ginjal akut atipikal di ibu kota sudah menjadi 172 orang.

Lebih lanjut Widyastuti menjelaskan, bahwa data kasus gagal ginjal akut yang mayoritas menyerang anak ini dihitung sejak Januari hingga 31 Oktober 2022.

BACA JUGA:Punya Balita dan Ingin Mendapatkan Bansos PKH Rp 3 Juta? Ini Caranya

BACA JUGA:PT BCA Multifinance Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Cek Syarat dan Ketentuannya

“Jadi rinciannya, dari 142 itu, 70 kasus wafat, sembuh 50, dan dalam perawatan 22. Tidak semuanya tinggal di DKI,” ucap Widya di Balai Kota DKI, Senin 31 Oktober 2022.

Menurut wanita biasa disapa Widya ini, kasus gagal ginjal akut pada anak ini tersebar di lima wilayah DKI Jakarta, yakni Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara.

Meski begitu, masih menurut Widya, hanya Kepulauan Seribu yang tidak memiliki kasus gagal ginjal akut.

“Kasus terbanyak saat ini kalau domisili ada di Jakarta Timur berdasarkan domisili terdapat 34 kasus, tetapi ini data masa lampau dan saat ini,” kata dia.

BACA JUGA:Imbas Tragedi Kanjuruhan Borussia Dortmund Batal Tanding Lawan Persib dan Persebaya

BACA JUGA:Pernyataan Anthony Terkait Banyak Dihujat Karena Aksi 'Double Spin'

Widya menjelaskan data tersebut merupakan hasil hospital record review yang berarti tim dari Dinas Kesehatan bersama pihak rumah sakit maupun puskesmas secara aktif mendeteksi kasus tersebut.

“Jadi, mungkin peristiwa lalu yang belum sempat dilapor karena dulu mungkin belum tahu bahwa ini adalah suatu gangguan ginjal akut pada anak,” tambahnya.

Rumah Sakit Rujukan

Jangan anggap remeh kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak ini, pasalnya tak sedikit memicu korban meninggal.

Namun masyarakat diharapkan jangan panik, sebaliknya segera bawa ke rumah sakit, jika anak-anak terlihat gejala awal.

Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Murti Utami, mengatakan rumah sakit rujukan ini harus menyediakan sejumlah fasilitas seperti ruangan intensif berupa high Care Unit (HCU) dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

"Fasilitas pelayanan Kesehatan yang tidak memiliki fasilitas dimaksud dan/atau sarana prasarana lain sesuai dengan kebutuhan medis pasien harus melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang memiliki dokter spesialis ginjal anak dan fasilitas hemodialisis anak," jelas Murti melalui surat edaran, Rabu, 19 Oktober 2022.

BACA JUGA:Adzan Romer Disebut Dengar Ada Tembakan Berbeda saat Terjadi Penembakan Brigadir J di Duren Tiga: Dia Dengar..

BACA JUGA:Ucapan ART Sambo Ini Bikin Bharada E Senyum Geli, Ekspresi Kuasa Hukum Nggak Kalah Kocak, Ada Apa Sih?Tata pelaksanaan pasien rumah sakit ini mengacu pada Keputusan

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Pihak rumah sakit akan melakukan pemeriksaan laboratorium ureum, kreatinin dan pemeriksaan penunjang lain, serta melakukan observasi.

Jika dalam 1x24 jam pasien tidak mendapatkan penanganan, fasilitas kesehatan harus melakukan rujukan ke rumah sakit rujukan dialisis anak.

Berikut daftar 14 rumah sakit rujukan anak untuk mendeteksi gangguan ginjal akut.

RSUP Cipto Mangunkusumo

RSUD Dr Soetomo Surabaya

RSUP Dr Kariadi Semarang

RSUP Dr Sardjito DI Yogyakarta

BACA JUGA:Kecurigaan Status Anak ke 4 Putri Candrawathi Terbongkar, Ajudan Ferdy Sambo Buat Pengakuan Mencengangkan!

BACA JUGA:Komnas HAM Ungkap Dampak Tak Adanya Tanggapan FIFA Terhadap Tragedi Kanjuruhan

RSUP Prof Ngoerah

RSUP H Adam Malik

RSUD Saiful Anwar Malang

RSUP Hasan Sadikin Bandung

RSAB Harapan Kita

RSUD Dr Zainoel Abidin Banda Aceh

RSUP Dr M Djamil

RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang

RSUP Prof Dr RD Kandou

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber